Pemerintah Imbau Masyarakat Waspadai Bakteri E. Coli

Wabah E.coli yang melanda negara-negara Eropa telah berimbas meningkatnya kewaspadaan berbagai negara termasuk Indonesia. Melalui kementerian Kesehatan, pemerintah mengimbau masyarakat mewaspadai kejadian luar biasa (KLB) penyakit akibat bakteri E. Coli yang melanda negara Eropa dan Amerika Serikat beberapa waktu terakhir.

Gejala penyakit ini berupa sakit perut seperti kram dan diare yang pada sebagian kasus bahkan dapat mengeluarkan diare berdarah (haemorrhagic colitis). Gejala lain yang juga dapat timbul akibat penyakit itu adalah demam dan muntah.

Masa inkubasi penyakit berkisar antara tiga sampai delapan hari, rata-rata empat hari dimana sebagian besar pasien dapat sembuh dalam 10 hari, tapi pada keadaan khusus yang kini juga terjadi pada sebagian kasus di Eropa, penyakit dapat berlanjut menjadi gawat dan berat, yang disebut dengan haemolytic uraemic syndrome (HUS).

HUS ditandai dengan kegalalan ginjal akut, anemia dan kekurangan trombosit (acute renal failure, haemolytic anaemia and thrombocytopenia) dan juga gangguan neurologis sampai stroke dan koma.

Diperkirakan sampai sekitar 10 persen pasien yang terinfeksi EHEC akan berlanjut menjadi HUS yang angka kematiannya berkisar antara 3 - 5 persen.

Untuk mencegah EHEC dan HUS, Pejabat tinggi Kementerian Kesehatan, Prof dr Tjandra Yoga Aditama menyarankan masyarakat untuk dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan pakai sabun setelah buang air besar (BAB) dan sebelum makan.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga menganjurkan lima hal bagi keamanan pangan yaitu menjaga kebersihan, memisahkan bahan mentah dengan makanan matang, memasak makanan sampai matang, menjaga makanan pada suhu aman, dan menggunakan air bersih untuk mencuci bahan pangan.

Peningkatan kasus E.Coli mulai terjadi di Jerman pada pertengahan Mei 2011-2 Juni 2011, Jerman menemukan 520 kasus haemolytic uraemic syndrome (HUS) dengan 11 kematian.

Selain itu, Pemerintah Jerman juga mencatat ada 1.213 kasus enterohaemorrhagic Escherichia coli (EHEC) dimana enam diantaranya meninggal sehingga total terdapat 1.733 kasus dan 17 kematian di Jerman.

Menurut Tjandra, ada 11 negara lain selain Jerman yang menemukan kasus ini yaitu Austria dengan kasus HUS 0 dan EHEC dua kasus, Republik Czech (HUS 0, EHEC 1), Denmark (HUS 7, EHEC 10), Perancis (HUS 0, EHEC 6), Belanda (HUS 4, EHEC 4), Norwegia (HUS 0, EHEC 1), Spanyol (HUS 1, EHEC 0), Swedia (HUS 15, EHEC 28), Swis (HUS 0, EHEC 2), Inggris (HUS 3, EHEC 4), dan Amerika Serikat (HUS 2, EHEC 0).

Sumber: Kompas

Komentar